Selasa, 03 Desember 2019

Pengabdian Nelayan Pesisir Pantai Matahari Terbit


   Bali adalah pulau yang eksotis dengan segala warna-warni di dalamnya, nilai-nilai keberagaman, multikultur, pluralitas dan toleransi sangat kuat terasa. Menjadi pintu gerbang dunia pariwisata dari berbagai wisatawan lokal bahkan mancanegara menjadikan Bali sebagai prioritas utama destinasi wisata. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), menyatakan bahwa jumlah kunjungan wisman pada Juli 2019 mengalami kenaikan sebesar 2,04 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pesona Bali lekat akan ratusan gugusan pantai.

       Pantai merupakan keindahan alam ciptaan Tuhan yang kian menarik hati setiap pengunjungnya. Banyak pemanfaatan dari adanya pantai ini termasuk dalam hal mata pencaharian. Sebagai ciri khas dari masyarakat maritim yang umumnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, dewasa ini telah mengalami perubahan secara pesat dan dinamis. Sejak kawasan pantai Sanur digunakan sebagai salah satu destinasi pariwisata, sepanjang jalan dan arah masuk pantai Sanur banyak didirikan fasilitas-fasilitas yang menunjang pariwisata. Pengembangan potensi ini berdampak pada masyarakat pesisir terutama peran nelayan yang bermukim mengikuti alur pantai. Masyarakat pesisir kuat sekali akan nilai budaya yang berorientasi selaras dengan alam laut yang sangat keras, tegas dan terbuka. Nilai-nilai tersebut membentuk gambaran kondisi masyarakat pesisir termasuk peran serta nelayan dalam memanfaatkan sumber daya laut. Bahwasanya dari berbagai budaya kebaharian serta berbagai peninggalan yang terdapat di beberapa pura masa Bali Kuno masih dipertahankan bahkan dijadikan obyek wisata dalam menunjang perekonomian masyarakat setempat. Selain menjadi nelayan, masyarakat setempat juga berjualan makanan, minuman, lumpia, pernak-pernik oleh khas Bali.


         Pendapatan yang diterima sebagai nelayan tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kerja keras dari pagi hingga petang. Oleh sebab itu, mereka tetap dibawah garis kemiskinan. Sebagian besar nelayan tetap mau tinggal dalam kemiskinan karena kehendaknya untuk menjalani kehidupan itu. Telah menjadi rahasia umum bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir pantai yang khususnya nelayan buruh atau nelayan-nelayan kecil hidup dalam kubangan kemiskinan. Kemapuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal kehidupan sehari-hari sangat terbatas, dikarenakan kebutuhan yang paling utama bagi mereka adalah pangan. Faktor yang melatarbelakangi kemiskinan ini dikarenakan sumber daya manusia yang belum memadai dan berkompeten serta teknologi yang masih tersedia minim. Maka, perlunya sosialisasi dan pelatihan dari berbagai pihak guna mengembangkan dan meningkatkan mutu nelayan pesisir kawasan pantai Sanur.

       Kemampuan nelayan menerima perubahan pun masih kurang, hal tersebut terbukti dengan adanya teknologi baru yang canggih menggantikan teknologi yang lama.Sikap keterbukaan sangat perlu serta kecerdasan membaca peluang sekecil apapun dalam melebarkan sayap di dunia pariwisata. Nelayan pesisir tetap harus digandeng dan didukung setiap gerak langkahnya demi menjaga dan merawat kehidupan laut yang berkelanjutan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIP SLEEPING MASK NOERA

Gede Andika, Pelopor KREDIBALI di Era Pandemi

  Bali merupakan pulau indah yang memiliki budaya dan keanekaragaman. Pulau yang mempunyai pemandangan pantai eksotis. Begitu pun dengan pen...

Lip Sleeping Mask Noera by Reisha