Selasa, 30 Juli 2019

Ekologi Industri Berbasis Daya Dukung Lingkungan Untuk Pengembangan Kawasan Agrowisata Bali Pulina di Desa Sebatu Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar



Kegiatan wisata agro merupakan salah satu jenis kegiatan pariwisata yang mengandalkan pada objek wisata utamanya berupa lanskap pertanian. Agro wisata menyajikan suguhan pemandangan alam kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan. Bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agro wisata tersebut ikut melibatkan wisatawan dalam kegiatan-kegiatan pertanian. Maka dapat dikatakan bahwa agrowisata adalah wisata yang memanfaatkan obyek-obyek pertanian sebagai daya tarik utamanya. (http://database.deptan.go.id)
Agro wisata atau kegiatan wisata agro-tourism, atau wisata agro merupakan penggabungan antara aktivitas wisata dan aktivitas pertanian yang terintegrasi dengan keseluruhan sistem pertanian dan pemanfaatan objek-objek pertanian sebagai bagian wisata, seperti teknologi pertanian maupun komoditi pertanian. Sutjipta (2001) menjabarkan, agro wisata adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Kegiatan agro wisata diharapkan dapat menciptakan suatu produk wisata baru (diversifikasi) dari kegiatan pertanian sehingga mampu meningkatkan nilai tambah bagi kegiatan pertanian dan kesejahteraan penduduk pedesaan.
Adanya kegiatan pengembangan wisata agro merupakan salah satu strategi pemerintah dalam melaksanakan percepatan pembangunan wilayah khususnya wilayah-wilayah yang ekonomisnya berbasis pertanian dan memiliki produk pertanian unggulan. Pembangunan pada dasarnya adalah bentuk upaya optimasi pemanfaatan atau alokasi potensi sumber daya dan kemampuan wilayah agar dapat lebih bermanfaat guna mendukung kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Agar tercapai tujuan pembangunan diperlukan keserasian dalam interaksi antara penduduk dan lingkungan karena pada dasarnya pembangunan adalah proses interaksi manusia (secara kualitas dan kuantitas) dengan lingkungan. Kemudian Young dan Dasman (dalam Lutfi 2017) mendefinisikan bahwa daya dukung adalah jumlah penduduk yang dapat ditunjang per satuan daerah pada tingkat teknologi dan tingkat budaya tertentu. Daya dukung juga menunjukkan kemampuan optimal lingkungan dalam menerima aktivitas pembangunan serta dampaknya yang masih dapat ditolerir oleh lingkungan sebagai suatu sistem dalam siklus kehidupan.
Pada perencanaan lanskap kawasan wisata, terutama wisata alam adalah bagaimana merencanakan suatu bentuk penyesuaian program rekreasi dengan suatu lanskap untuk menjaga kelestariannya. Program wisata alam sengaja dibuat untuk menciptakan lingkungan fisik luar atau bentang alam yang dapat mendukung tindakan dan aktivitas rekreasi manusia yang menunjang keinginan, kepuasan, dan kenyamanannya, dimana proses perencanaan dimulai dari pemahaman sifat dan karakter serta kebijakan manusianya dalam menggunakan kawasan wisata (Fandeli, 2001). Perencanaan lanskap dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, antara lain:
Pendekatan sumber daya, yakni penentuan tipe-tipe serta alternatif aktivitas rekreasi dan wisata berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumber daya.
Pendekatan aktivitas, yakni penentuan tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan seleksi terhadap aktivitas pada masa lalu untuk memberikan kemungkinan yang dapat disediakan pada masa yang akan datang.
Pendekatan ekonomi, yakni penentuan tipe, jumlah dan lokasi kemungkinan aktivitas berdasarkan pertimbangan ekonomi.
Pendekatan perilaku, yakni penentuan kemungkinan aktivitas berdasarkan pertimbangan perilaku manusia.
Agar menghasilkan suatu rencana dan rancangan areal rekreasi yang lebih baik, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, dipelajari, dan dianalisis seperti potensi dan kendala yang tersedia, potensi pengunjung, kebijakan dan peraturan yang terkait dengan sumber daya dan pengunaannya, alternatif dan dampak dari perencanaan dan pelaksanaan serta pemantauan hasil perencanaan dan perancangan.
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten di Bali yang memiliki potensi pertanian cukup besar selain dikenal dengan kerajinan tangan atau ukirannya. Bahkan perekonomian di Kabupaten Gianyar masih didominasi oleh sektor pertanian. Potensi pertanian di Kabupaten Gianyar, termasuk didalamnya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Berdasarkan potensinya tersebut maka kegiatan pariwisata di Kabupaten Gianyar dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata agro sangat besar. Salah satunya adalah potensi Agrowisata Bali Pulina di Desa Sebatu. Desa Sebatu di Kecamatan Tegallalang sejak dahulu dikenal sebagai daerah penghasil sayur mayur dan ikan. Tidak stabilnya harga komoditas pertanian termasuk sayur mayur menyebabkan beberapa penduduk Sebatu mulai beralih profesi  ke budidaya pengembangan kopi luwak yang mendatangkan pundi-pundi rupiah lebih banyak. Instabilitas harga sayuran, kebutuhan modal yang besar untuk pemeliharaan dan lamanya masa panen serta sifatnya yang hanya semusim membuat petani di Sebatu mulai meninggalkan budidaya cabe, tomat dan sayuran lainnya. Dilain pihak stabilnya harga kopi luwak, biaya pemeliharaan yang relatif lebih murah, usia produktif luwak yang cukup panjang menjadi alasan petani lebih memilih membudidayakan kopi luwak.
Selain dikembangkan dengan cara tradisional, pengembangan budidaya kopi luwak dapat juga dilakukan dengan mengadopsi teknologi masa kini yang ramah lingkungan untuk menghasilkan produk agro unggulan. Meskipun demikian pengembangan wisata agro harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan memperhatikan daya dukung lingkungannya. Kesalahan dalam pemilihan strategi pembangunan dan teknologi dalam pengembangan kawasan wisata agro justru dapat mengancam keberlanjutan pengembangan kawasan wisata agro di Sebatu.
Desa Sebatu adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar dan merupakan salah satu desa yang berada paling ujung utara Kabupaten Gianyar yang berbatasan dengan Desa Sekaan, Kintamani Bangli dengan ketinggian antara 450-600 m diatas permukaan air laut dan luas wilayah 1090 ha. Pusat pemerintahan Desa Sebatu letaknya sangat strategis yaitu dijantung desa tepatnya di banjar pujung kaja. Hal ini tentunya diharapkan sangat menunjang pengembangan kawasan wisata agro Sebatu dimasa mendatang.
Komoditas utama atau andalan dari agro wisata Sebatu adalah kopi luwak. Ciri khas kopi luwak dan kenimatan sembari dimanjakan pemandangan alam yang dibiarkan menghijau membuat kopi luwak Sebatu terkenal di dunia sehingga wisatawan domestik maupun mancanegara terus berdatangan ingin mencicipi kopi luwak. Selain itu juga, wisatawan dapat menyaksikan langsung luwak dan cara pengolahan kopi di agro wisata Sebatu yang diolah secara ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan prinsip pengembangan kegiatan agro wisata yaitu meningkatkan usaha konservasi lingkungan.
Secara umum pengembangan Sebatu menjadi daerah tujuan wisata agro didukung oleh potensi-potensi berikut ini :
Kondisi lingkungan fisik : lanskap alami di Sebatu yang masih alami, didukung kondisi iklim yang sejuk, udara yang masih bersih, serta kontur lahan yang dapat memungkinkan dikembangkan untuk kegiatan wisata alam.
Kondisi lingkungan sosial-budaya : keterbukaan masyarakat dalam menerima perubahan dan inovasi serta dapat mengkolaborasikan dengan budaya setempat agar menarik minat wisatawan.
Kegiatan wisata agro akan melibatkan bentang lahan dan bentang budaya yang dapat menjadi obyek wisata. Bentang lahan di Sebatu didominasi oleh pegunungan  dengan penggunaan lahan untuk permukiman, pertanian sawah, kebun campuran, dan hutan. Dengan kontur bergelombang, hamparan lahan pertanian yang hijau membentang menyajikan pemandangan yang indah serta didukung dengan kondisi udara yang segar sehingga sangat mendukung Sebatu menjadi kawasan wisata.

Mengingat kegiatan wisata yang akan dikembangkan di Sebatu merupakan kegiatan wisata yang begitu erat kaitannya dengan keindahan dan keasrian alamnya maka setiap upaya perubahan penggunaan lahan dan rekayasa lingkungan haruslah memperhatikan keseimbangan ekosistemnya. Hal ini karena salah satu manfaat yang ingin dicapai dari agro wisata adalah meningkatkan upaya konservasi lingkungan agar keberlanjutan kegiatan wisata di Sebatu dapat terus dipertahankan.

Salah satu penataan lingkungan yang menunjang pengembangan wisata agro di Sebatu adalah upaya penataan permukiman dan pembangunan sarana prasarana pendukung kegiatan wisata. Permukiman penduduk di Sebatu cenderung memusat di sekitar mata air atau memanjang di sepanjang jalan desa. Pemusatan penduduk pada satu titik atau garis tersebut akan lebih memudahkan perencanaan penggunaan lahan untuk pengembangan wisata agro di Sebatu. Pembangunan prasarana pariwisata biasanya merangsang investasi lebih jauh, yang pada akhirnya membutuhkan ruang wilayah yang lebih luas serta mengubah lingkungan alaminya. Tanpa orientasi penggunaan lahan yang jelas bisa dikhawatirkan berkembangnya aktivitas pariwisata di Sebatu justru akan berdampak negatif bagi keberlanjutan wisata agro di Sebatu.

Dalam perencanaan lingkungan untuk kegiatan pariwisata terdapat 4 sumberdaya yang harus diperhatikan yaitu sumberdaya manusia, sumberdaya alam hayati, sumberdaya alam non hayati dan sumberdaya buatan. Keempat sumberdaya tersebut saling berkaitan dan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan. Perencanaan yang hanya terfokus pada salah satu sumberdaya saja dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem hingga pada akhirnya justru menimbulkan kerusakan lingkungan yang tidak direncanakan.

Hamparan budaya di Sebatu meliputi segala bentuk budidaya manusia dalam hal ini penduduk Sebatu yang tercermin dalam tata nilai,norma masyarakat, perilaku dan kebiasaan atau adat istiadat penduduk di Sebatu yang dapat mendukung pengembangan agro wisata Bali Pulina menjadi daerah wisata agro yang lebih maju. Penduduk Sebatu cukup terbuka terhadap perubahan dan inovasi yang datang dari luar desanya. Aspek sumberdaya manusia yang perlu mendapat perhatian mencakup perkembangan demografi (pertumbuhan penduduk, status kesehatan penduduk dan perilaku mobilitas penduduk) letak pemusatan penduduk, kepadatan penduduk, kerapatan bangunan, status kepemilikan lahan, mata pencaharian, pendidikan penduduk, sikap serta persepsi penduduk. Kemudian terdapat sumber daya buatan meliputi jaringan jalan, sarana prasarana penunjang wisata, dan keterkaitan dengan tempat penting lainnya, fasilitas listrik atau penerangan, bentuk penggunaan lahan dan pengelolaan lahan, dan ketersediaan fasilitas pendukung lainnya.

Agar pengembangan wisata agro di Sebatu berkelanjutan maka sejak awal perlu pengembangan pariwisata di Sebatu dengan upaya menggunakan konsep ekologi industri. Konsep ekologi industri dapat dikembangkan di Barudua karena terdapat keterkaitan antar aktivitas yang mungkin dikembangkan sehingga membentuk sistem ekologi industri pariwisata Bali Pulina Sebatu. Keuntungan penerapan konsep ekologi industri di Sebatu adalah meminimalkan limbah yang berarti juga meminimalkan resiko kerusakan lingkungan. Sebagai contoh pengembangan konsep ekologi industri dari kegiatan wisata agro di Bali Pulina Sebatu dapat digambarkan dalam skema berikut ini : 


Gambar 1. Pengembangan wisata Agro Sebatu dengan konsep ekologi industri

Potensi wisata agro yang dapat dikembangkan di Sebatu antara lain kegiatan budidaya peternakan dan budidaya pertanian dengan produk utama kopi, tanaman, sayuran, dan lainnya. Kegiatan ternak dapat menghasilkan produk berupa daging dan susu untuk memperkaya ragam kuliner yang dapat dinikmati para wisatawan. Selain itu dari peternakan juga menghasilkan produk berupa kulit hewani yang dapat diolah menjadi berbagai kerajinan sebagai cinderamata. Potensi pertanian di Sebatu selain menghasilkan produk buah dan sayur mentah juga dapat menghasilkan berbagai bahan baku industri rumah tangga seperti industri pengolahan kopi, dodol buah dan lain sebagainya.

Prinsip utama dari konsep ekologi industrii adalah meminimalkan limbah dan menjadikan limbah sebagai sumber daya bernilai ekonomis yang dapat menjadi bahan baku bagi industri lainya. Pada pengembangan wisata agro di Sebatu limbah peternakan bisa menjadi bahan baku pendukung usaha pertanian berupa pupuk kompos demikian juga dengan limbah organik dari kegiatan pariwisata dapat diolah secara sederhana menjadi kompos. Adapun limbah non organik yang masih dapat diolah dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku berbagai kerajinan dan menjadi cinderamata dari wisata agro Sebatu.

Pentingnya memperhatikan daya dukung lingkungan dalam pengembangan kawasan wisata agro Bali Pulina Sebatu sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan pariwisata di Desa Sebatu. Tingkat perkembangan suatu wilayah pada dasarnya merupakan fungsi dari lingkungan alam, penduduk dan kegiatan ekonomi dan sosial (Eko Budihardjo;1995). Suatu wilayah dapat dikatakan berkembang dengan baik apabila berlaku keserasian dan keseimbangan antara berbagai komponen penyusun wilayah. Bila suatu wilayah keadaan penduduk dan aktifitas sosial ekonominya tidak serasi dan seimbang dengan kondisi lingkungan alamnya dalam arti melebihi daya dukung wilayahnya, maka perkembangan wilayahnya akan cenderung rendah dan terjadi degradasi lingkungan. Hal ini tentunya sangat diharapka terjadi di Sebatu. Karena potensi daya dukung wilayah yang dimiliki Sebatu sudah seharusnya memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar sehingga kualitas hidup masyarakatnya dapat terus meningkat melalui kegiatan ekonomi yang berbasis pada kegiatan wisata agro.

Pengembangan potensi wisata agro di Bali Pulina Sebatu hendaknya dilakukan dengan perencanaan yang matang. Mengingat kelangsungan kegiatan wisata agro nantinya sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan alami di Sebatu  maka setiap kegiatan pembangunan yang akan dilakukan harus benar-benar memperhatikan keseimbangan ekosistem. Salah satu prinsip penting menjaga keseimbangan ekosistem adalah dengan tetap mempertahankan keanekaragaman unsur-unsur penyusun ekosistemnya. Hal ini berarti kegiatan budi daya yang dikembangkan di Sebatu tidak boleh hanya terfokus pada satu komoditas saja. Dalam asas lingkungan suatu ekosistem yang homogen sangat rentan terhadap perubahan dan gangguan. Hal ini artinya, jika kegiatan budi daya di Sebatu semua hanya terfokus pada kopi atau sayuran tertentu saja,  maka suatu saat akan terjadi ancaman antara lain berupa turunnya harga sebagai akibat melimpahnya produksi, gangguan hama tanaman yang meluas, dan bila hal tersebut terjadi bisa dipastikan akan mengancam kelangsungan kegiatan wisata agro di Bali Pulina Sebatu.

Dengan menggunakan konsep ekologi industri pengembangan wisata agro di Sebatu dapat meminimalkan limbah yang berarti juga meminimalkan resiko kerusakan lingkungan. Hal ini berarti pula menjaga daya dukung lingkungan sehingga dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan, dapat dikatakan sebagai pembangunan yang mendukung secara ekologis keanekaragaman hayati sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap kesejahteraan masyarakat.


#IDB2019KKH


“Selamat Hari Keanekaragaman Hayati 2019”

Sabtu, 27 Juli 2019

Kantong yang Tetukar di Krisna




Krisna merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Bali. Aneka oleh-oleh pun terdapat didalamnya, seperti kuliner, cenderamata, pakaian yang menciri khaskan ke-baliannya. Pengunjung pun banyak didominasi warga lokal dan mancanegara.
Seorang pengunjung kelahiran Banyuwangi yang bekerja sebagai freelance : “Sepenglihatan saya pengelolaan sampah di Krisna sudah bagus. Sudah tidak ada sampah plastik yang berserakan. Tempat sampah pun disediakan sudah banyak disediakan di areal Krisna” ujarnya. “Saya sendiri pun telah memakai tas belanja non plastik jauh sebelum peraturan tersebut diberlakukan karena saya cinta lingkungan”, tungkasnya.
Kesadaran masyarakat masih kurang untuk membuang sampah pada tempatnya, begitu pula untuk kesadaran menggunakan tas ramah lingkungan.
Harapannya agar masyarakat lebih peduli lagi terhadap lingkungannya.
"Ada puntung rokok dibuang sembarangan saja saya merasa jorok" tungkasnya. Pria domisili banyuwangi ini memang amat mencintai kebersihan dalam segala lini kehidupannya.

Disisi lain, berdasarkan keterangan salah satu pegawai kebersihan, selama ini di pusat perbelanjaan belum melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik.

Nyoman Aspiana, supervisor krisna, menambahkan “Untuk dump truck disediakan oleh pihak banjar. Terkait kerjasama dan pengolahan selanjutnya kami tidak tahu. Kami selama ini hanya mengumpulkan saja”

Terkait penerapan dari Pergub Bali No 97 Tahun 2018 tentang Pambatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, pihak Krisna telah menyetop penyediaan kantong plastik sekali pakai. Untuk mengganti kantong plastik, krisna menyediakan kantong belanja kain berbayar dengan kisaran harga mulai dari Rp 4.000 hingga Rp 6.500 sesuai dengan ukuran.
Khusus untuk pengunjung yang berbelanja di area VIP, diberikan kantong kertas secara gratis.
Dengan ini masyarakat lebih antusias lagi untuk menjaga lingkungannya agar tidak tercemar.

#saveworld🌏
#KanalKomunikasiMilenial

Pengembangan kanal komunikasi dalam pendampingan perhutanan sosial


Diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan Lingkungan
Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
Kemitraan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Di Bali, 26-27 Juli 2019 .

Komunikasi adalah sarana untuk mengembangkan lingkungan dan perhutanan, mengkampanyekan isu-isu lingkungan sosial, serta memviralkannya.  Kegiatan ini turut mengundang kepala BPSKL Jabalnur, Kepala P3E Bali Nusra, Mahasiswa Magang Desa Wanagiri Kabupaten Buleleng, Pemenang Lomba Opini Kalpataru Milenial 2019, Kader Patasari, Kader Generasi Muda Desa Wanagiri, Ketua Yayasan PPLH Bali, Ketua Yayasan Wisnu, Ketua Yayasan Kayon. "Ada peraih kalpataru, ada pemenang lomba opini kalpataru milenial 2019 (Silvi Inda Lestari) diharapkan banyak bibit kalpataru yang muncul di Bali" ujar ketua panitia pendampingan role model kakom.

Acara ini dibuka langsung oleh direktur lingkungan hidup dan kehutanan bu Jo, panggilan akrabnya.
kemudian dilanjutkan oleh sambutan kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali terkait dengan dukungan Provinsi Bali dalam percepatan program perhutanan sosial. Adapula pemaparan terkait kondisi Lingkungan Hidup di Provinsi Bali (permasalahan dan solusi) yang disampaikan oleh kepala Dinas LH Provinsi Bali. Selanjutnya materi peran kanal komunikasi dalam pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang disampaikan oleh Kasubdit PJK Dit KL.

Acara kakom ini akan berlanjut hingga malam nanti dan dilanjutkan esok 27 Agustus 2019 di B Hotel Jalan Imam Bonjol Denpasar.
Semangat Kakom Milenial
Jadilah generasi milenial yang menjadi contoh baik bagi lingkungan.... Yukk mulai selamatkan lingkungan mu !!! #KanalKomunikasiMilenial
#KLHK
#JurnalisWarga2019
#SiapJadiKakomMilenial

LIP SLEEPING MASK NOERA

Gede Andika, Pelopor KREDIBALI di Era Pandemi

  Bali merupakan pulau indah yang memiliki budaya dan keanekaragaman. Pulau yang mempunyai pemandangan pantai eksotis. Begitu pun dengan pen...

Lip Sleeping Mask Noera by Reisha