Senin, 17 Februari 2020

SPJ BALI GELAR GEMAR 2020 SYIARKAN JILBAB SYAR'I MUSLIMAH DI SINGARAJA



Peduli Jilbab regional Bali kembali menggelar acara “GEMAR” yakni gerakan menutup aurat  bertajuk, jilbabku, bukti cintaku dengan menggandeng PMM Al-Hikmah Undiksha Singaraja pada Ahad, 16 Februari 2020 bertempat di Masjid Agung Jami’ Singaraja. Sejatinya gemar ada sampai tahun ini dikarenakan keresahan akan isu-isu bahwa jilbab tak lagi menjadi kewajiban, penafsiran yang salah atau masih belum paham akan esensi  jilbab itu sendiri. Dikemas dengan begitu apik dan menarik menjadi daya tarik tersendiri dan merasa antusias untuk hadir menyaksikan langsung. Mendatangkan dua pembicara yakni Fathima Azzahra yang merupakan koordinator SPJ Bali dan Pudjianti Kusumah sebagai mahasiswi jurusan pendidikan teknik informatika Undiksha Singaraja.


Dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an surah Al-Baqarah oleh adek-adek Rumah Tahfidz Hasanah yang kemudian dilanjutkan dengan talkshow dipandu oleh moderator kelahiran Sidoarjo yang kini masih menempuh S1 di jurusan Sosiologi Universitas Udayana Bali. Diketahui peserta yang hadir sekitar 50 orang dari kalangan beragam seperti remaja, ibu-ibu dan di dominasi mahasiswi Undiksha. Dibacakan pemantik talkshow dengan singkat bahwasanya perkembangan fesyen di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan adanya blog, online shop, serta toko-toko yang menjamur menyediakan busana muslim, termasuk dengan jilbab.



Hadirnya jilbab ini mampu menggeser anggapan masyarakat umum selama ini bahwa berjilbab itu tidak cantik, kolot, dan tidak fleksibel. Apalagi kita tahu gaya jilbab masa sekarang telah menjadi bagian penting dalam industry fesyen di Indonesia. Jilbab merupakan gamis longgar yang dijulurkan ke seluruh badan hingga mendekati tanah sehingga tidak membentuk lekuk tubuh seperti tertuang dalam perintah Allah, Al-Qur’an surah Al-Ahzab:59.  Dalam sesi talkshow ini dijelaskan bagaimana sejarah gemar di Indonesia yakni untuk mengkampanyekan jilbab syar’i serta melawan hal-hal yang berbau ke valentine, seperti yang kita ketahui bahwa gemar juga dilaksanakan pada bulan Februari bersamaan dengan peringatan bulan yang disebut orang-orang penuh kasih sayang.


Dilanjutkan dengan sejarah berjilbab dalam islam, aturan berjilbab untuk siapa, dimana sajakah kita berjilbab, mengapa harus berjilbab, manfaat berjilbab, jilbab yang syar’i seperti apa, apa saja tantangan dalam berjilbab, dan bagaimana menyikapi asumsi “mending jilbabi hati dulu aja”. Semua pertanyaan yang diajukan moderator dijawab dengan begitu jelas dan sistematis hingga tak membuat tafsir ganda atau kebingungan bagi peserta. Selanjutnya dilanjutkan sesi tanya jawab oleh peserta dan begitu antusias terbukti dengan banyaknya pertanyaan dari peserta. Selain itu, terdapat make over jilbab syar’i dengan dipilihnya satu peserta yang dirasa jilbabnya kurang syar’i sekaligus jilbab tersebut bisa dibawa pulang. Kemudian, pembicaraan digiring ke fenomena sosial yang kontroversial bagi muslimah, yakni kampanye no hijab day yang baru saja ditetapkan pada 1 Februari 2020. Gerakan ini sampai ke Indonesia dan diduga mencoba mengaburkan syariah islam akan kewajiban berjilbab. Saran dari pembicara ialah, hiraukan saja dan tugas muslimah tetap kokoh dengan akidahnya dan perintah Allah SWT.




Berjilbab itu wajib bagi setiap muslimah. Pahami dan maknai esensi perintah berjilbab. Sesungguhnya islam membawa sejuta harapan akan solusi peradaban, syariahnya adalah rahmat semesta alam yang tak lekang oleh zaman dan para pengemban dakwahnya adalah mereka yang mempersembahkan hidup guna mendalami Al-Qur’an dan berjuang mengemban cita-cita masa depan umat dari Muhammad SAW.

LIP SLEEPING MASK NOERA

Gede Andika, Pelopor KREDIBALI di Era Pandemi

  Bali merupakan pulau indah yang memiliki budaya dan keanekaragaman. Pulau yang mempunyai pemandangan pantai eksotis. Begitu pun dengan pen...

Lip Sleeping Mask Noera by Reisha