Minggu, 08 Desember 2019

YAICI-Muslimat NU, bertajuk Gelar Edukasi Gizi Bagi Ibu untuk Menyikapi Iklan Pangan Menyesatkan dalam Upaya Melindungi & Mewujudkan Generasi Sehat, Indonesia Unggul

Memperingati Hari Kesehatan Nasional 2019

YAICI-Muslimat NU, bertajuk Gelar Edukasi Gizi Bagi Ibu untuk Menyikapi Iklan Pangan Menyesatkan dalam Upaya Melindungi & Mewujudkan Generasi Sehat, Indonesia Unggul.
YAICI-Muslimat NU-Edukasi-SKM-indah-az-zahrah.blogspot.com

Pada 7 Desember 2019 bertempat di Aula B Gedung Keuangan Negara (GKN) 1 Denpasar.
 Susu, seberapa penting kah bagi pertumbuhan anak? Susu adalah salah satu sumber protein hewani dan sumber kalsium yang baik dan disukai oleh anak. Susu menjadi salah satu asupan penting dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Susu sendiri memiliki kandungan yang tinggi untuk kebutuhan kesehatan tulang. Maka dari itu, kebiasaan minum susu harus dimulai sejak dini. Susu di dapatkan dari:
1. ASI
2. Susu Sapi Segar
3. Susu Ultra High Temperature (UHT)
4. Susu Bubuk
5. Susu Kental Manis
   Mengapa SKM Bukan untuk minuman anak-anak?
1.SKM mengandung gula sebesar 40-50 %
2.Kadar gula yang tinggi pada SKM meningkatkan risiko diabetes dan obesitas pada anak-anak
3.Asupan gula yang berlebihan, akan merusak gigi anak
4.Kandungan gizi SKM lebih rendah dibandingkan dengan jenis susu lainnya
5.Kalsium dan protein SKM lebih rendah daripada susu bubuk atau susu segar.

Hati-hati memilih susu, karena tidak semua susu baik untuk dikonsumsi sehari-hari.
 Seharusnya produsen mengedukasi masyarakat soal susu kental manis menyoal jangan lagi iklan SKM menampilkan gambar gelas yang bisa dikonotasikan bahwa peruntukan SKM sebagai minuman tunggal, bergizi dan baik untuk pertumbuhan anak. Iklan SKM harus didudukkan pada proporsinya sebagai makanan tambahan dan topping saja. 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan Peraturan Kepala BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Produk Pangan Olahan yang merupakan revisi dari Peraturan BPOM Nomor 27 tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan. Peraturan baru tersebut dinilai telah melindungi kepentingan konsumen dan produsen, termasuk SKM. Dengan demikian peraturan tersebut harus dipatuhi, sehingga produsen tidak lagi mengiklankan SKM sebagai susu.
     YAICI melakukan survei di kota Kendari (Sulawesi Tenggara) dan kota Batam (Kepulauan Riau), bahwasanya menemukan fakta tentang ibu-ibu memberikan SKM pada anaknya setiap hari. Anak-anak meminum SKM layaknya susu bubuk, sebagai penambah gizi. Padahal, kandungan protein dalam SKM yang diproduksi di Indonesia sangat kecil. Misalnya, protein 2,3 persen lebih rendah dari ketentuan BPOM 6,5 persen, dan ketentuan WHO 6,9 persen, sementara kandungan gula lebih tinggi yakni di atas 50 persen padahal WHO mensyaratkan 20 persen. 

Ternyata masih banyak ditemui persepsi yang salah di masyarakat bahwa SKM adalah susu. Hal itu sangat berbahaya karena peruntukan SKM bukan sebagai susu, tetapi hanya untuk campuran makanan. Di dalam SKM mengandung Karbohidrat (KH) dan gula yang jauh lebih tinggi, serta protein yang jauh lebih rendah dari susu full cream. Padahal, kebutuhan gula anak satu hingga tiga tahun sekitar 13-25 gram.
    Jika pun anak mengonsumsi dua gelas SKM sehari, maka akan melebihi kebutuhan gula harian. Adapun kelebihan asupan gula tersebut  akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak, sehingga bisa menyebabkan kegemukan dan obesitas pada tubuh anak. Dampak buruknya lainnya apabila mengonsumsi gula, natrium dan lemak lebih dari batas-batas yang disebutkan, bisa berisiko terkena penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung. Penyakit tidak menular disebabkan karena salah pola konsumsi dan gaya hidup tidak sehat. Oleh karena itu, YAICI terus mengadakan inovasi, survei dan riset yang menunjukkan komitmennya untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat guna menerapkan pola makan dan pola asuh anak yang baik.

Adapun pembicara pada kegiatan ini antara lain:
1. Gubernur diwakilkan dengan dinkes (Kesmas) = Dian Nardiani SKM MPH Kabid Kesmas
2. Dinkes diwakilkan dengan Kabid Kesmas = Dian Nardiani SKM MPH Kabid Kesmas
3. BPOM diwakilkan dengan  ahli muda pengawas farmasi dan makanan = Budiastuti Arieswati, S.Si., Apt., M.Kes
4. Ketua PW Muslimat Provinsi Bali Dra Hj Ani Haniah MA
5. Arif Hidayat SE MM ketua harian YAICI

Mengenal & Mencegah Stunting
Tanda-tanda stunting
✔ Tubuh pendek di bawah rata-rata
✔ Berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun
✔ Pertumbuhan gigi terlambat
✔ Kemampuan belajar menurun .
Mengapa stunting perlu diwaspadai?
Dikarenakan begitu besar risiko yang harus ditanggung pada anak dan dewasa yang mengalami stunting. 
                     


Penyebab stunting
Dikarenakan asupan nutrisi pada masa 1000HPK
Bagaimana memenuhi kebutuhan zat gizi?
1. Dengan mengonsumsi makanan sumber zat gizi
2. Mengonsumsi makanan yang difortifikasi zat gizi
3. Jika sudah ada gejala klinis kekurangan zat gizi, berikan suplemen zat gizi dalam bentuk obat.
    Dipaparkan pula Ibu Hj. Ani-PW Muslimat NU Bali, bahwasanya memperhatikan terkait kehalalan makanan yang kita konumsi, baik dari uang sebagai alat tukar pembelian, cara mendapatkan, cara mengolah, hingga mengonsumsi. Perlu kecerdasan dalam memilih dan menentukan makanan dengan kategori halalan thoyyiban, yang artinya makanan tersebut halal dan membawa kebaikan bagi tubuh. 

Jadi, tidak sekadar berlabel tulisan halal, namun lebih jauh lagi apakah sudah bersertifikasi halal dari MUI serta mengantongi izin dari BPOM. Sebagai konsumen dibutuhkan kecerdasan dan bijak dalam mengonsumsi makanan, lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan dari apa yang kita konsumsi berjangka pendek dan jangka jauh, risiko, dan manfaat yang dirasakan.

Selasa, 03 Desember 2019

Pengabdian Nelayan Pesisir Pantai Matahari Terbit


   Bali adalah pulau yang eksotis dengan segala warna-warni di dalamnya, nilai-nilai keberagaman, multikultur, pluralitas dan toleransi sangat kuat terasa. Menjadi pintu gerbang dunia pariwisata dari berbagai wisatawan lokal bahkan mancanegara menjadikan Bali sebagai prioritas utama destinasi wisata. Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), menyatakan bahwa jumlah kunjungan wisman pada Juli 2019 mengalami kenaikan sebesar 2,04 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pesona Bali lekat akan ratusan gugusan pantai.

       Pantai merupakan keindahan alam ciptaan Tuhan yang kian menarik hati setiap pengunjungnya. Banyak pemanfaatan dari adanya pantai ini termasuk dalam hal mata pencaharian. Sebagai ciri khas dari masyarakat maritim yang umumnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, dewasa ini telah mengalami perubahan secara pesat dan dinamis. Sejak kawasan pantai Sanur digunakan sebagai salah satu destinasi pariwisata, sepanjang jalan dan arah masuk pantai Sanur banyak didirikan fasilitas-fasilitas yang menunjang pariwisata. Pengembangan potensi ini berdampak pada masyarakat pesisir terutama peran nelayan yang bermukim mengikuti alur pantai. Masyarakat pesisir kuat sekali akan nilai budaya yang berorientasi selaras dengan alam laut yang sangat keras, tegas dan terbuka. Nilai-nilai tersebut membentuk gambaran kondisi masyarakat pesisir termasuk peran serta nelayan dalam memanfaatkan sumber daya laut. Bahwasanya dari berbagai budaya kebaharian serta berbagai peninggalan yang terdapat di beberapa pura masa Bali Kuno masih dipertahankan bahkan dijadikan obyek wisata dalam menunjang perekonomian masyarakat setempat. Selain menjadi nelayan, masyarakat setempat juga berjualan makanan, minuman, lumpia, pernak-pernik oleh khas Bali.


         Pendapatan yang diterima sebagai nelayan tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kerja keras dari pagi hingga petang. Oleh sebab itu, mereka tetap dibawah garis kemiskinan. Sebagian besar nelayan tetap mau tinggal dalam kemiskinan karena kehendaknya untuk menjalani kehidupan itu. Telah menjadi rahasia umum bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir pantai yang khususnya nelayan buruh atau nelayan-nelayan kecil hidup dalam kubangan kemiskinan. Kemapuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal kehidupan sehari-hari sangat terbatas, dikarenakan kebutuhan yang paling utama bagi mereka adalah pangan. Faktor yang melatarbelakangi kemiskinan ini dikarenakan sumber daya manusia yang belum memadai dan berkompeten serta teknologi yang masih tersedia minim. Maka, perlunya sosialisasi dan pelatihan dari berbagai pihak guna mengembangkan dan meningkatkan mutu nelayan pesisir kawasan pantai Sanur.

       Kemampuan nelayan menerima perubahan pun masih kurang, hal tersebut terbukti dengan adanya teknologi baru yang canggih menggantikan teknologi yang lama.Sikap keterbukaan sangat perlu serta kecerdasan membaca peluang sekecil apapun dalam melebarkan sayap di dunia pariwisata. Nelayan pesisir tetap harus digandeng dan didukung setiap gerak langkahnya demi menjaga dan merawat kehidupan laut yang berkelanjutan.


LIP SLEEPING MASK NOERA

Gede Andika, Pelopor KREDIBALI di Era Pandemi

  Bali merupakan pulau indah yang memiliki budaya dan keanekaragaman. Pulau yang mempunyai pemandangan pantai eksotis. Begitu pun dengan pen...

Lip Sleeping Mask Noera by Reisha